Arsitektur client server mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Beberapa model dari struktur sistem yang menjelaskan bagaimana sub sistem berbagi data, bagaimana sub sistem terdistribusi dan bagaimana sub-sub sistem saling berinteraksi, salah satu yang akan dibahas di artikel ini adalah Client server model.
Model ini terdiri dari server yang berdiri sendiri dan menyediakan layanan untuk client-client. Ada client-client (sub-sistem) yang menggunakan layanan server dan tersedia network yang mengijinkan client untuk akses layanan dari server. Komponen utama pada model ini :
1. Ada stand-alone server yang menyediakan layanan ke sub-sub sistem
2. Ada sub sistem yang disebut juga client yang memanggil/mengakses layanan di server-server
3. Ada jaringan memungkinkan sub-sub sistem mengakses layanan-layanan pada server. untuk mengakses suatu server maka sub sistem atau client harus mengetahui alamat atau nama server yang diakses dan juga layanan yang diberikan. Sebaliknya, server tidak perlu tahu berapa client/sub sistem yang mengaksesnya dan sub sistem mana yang menggunakan layanannya.
Arsitektur client server memiliki struktur yang terdiri dari 3 lapisan yang harus ada yaitu:
1. business logic/ application
2. data management
3. presentation layer
Gambar dibawah ini adalah contoh dari model client-server, dimana ada beberapa server dan client. Masing-masing server menyimpan datanya sendiri dan setiap client bisa mengakses/menggunakan layanan pada tiap server.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
- Antarmuka pengguna
- Interaksi database
- Pengambilan dan modifikasi data
- Sejumlah aturan bisnis
- Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
- Manajemen data
- Keamanan
- Query, trigger, prosedur tersimpan
- Penangan kesalahan
Tiga lapisan pada client-server arsitektur menentukan model dari client-server. Perbedaan model-model tersebut adalah pada distribusi 3 lapisan tersebut. Model distribusi 3 lapisan client-server adalah : two-tier, three-tier dan n-tier (multitier).
1. Two-tier architecture:
a. Thin-Client model
Menempatkan business logic/application process dan data management pada server dan
presentation pada client. Server mengerjakan pekerjaan beratyaitu menjalankan application
process dan data management Contoh : website.
b. Fat Client model
Menempatkan business logic/ application process dan presentation pada client dan server hanya
mengurusi data management. Contoh : suatu aplikasi dibangun dengan VFP dan mengakses
database Oracle. Semua application process dan presentation di client yang menggunakan VFP.
2. Three-tier
Memisahkan secara logic, presentation yang ada di client dengan application process yang berada
terpisah secara logic dengan data management. Contoh: Internet Banking system
3. Distributed object arsitektur
Pada model ini komponen yang terpenting adalah objek yang menyediakan antarmuka untuk layanan-
layanannya guna dipanggil oleh objek lain. Masingmasing objek dapat dipanggil oleh objek lain dalam
sistem tersebut. Tidak ada lagi pembagian client-server, karena tiap objek dapat berperan menjadi
client dan server bergantung pada operasi yang dilakukan. Jika objek tersebut memberikan layanan
pada objek lain, berarti objek yang memberi layanan berperan sebagai server, dan objek yang
menggunakan layanan berperan sebagai client.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar